merupakan salah satu tahapan penting menuju kehamilan yang sehat. Boleh dikatakan
pemeriksaan kehamilan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil.
Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan melalui dokter kandungan atau bidan
dengan minimal pemeriksaan 3 kali selama kehamilan yaitu pada usia kehamilan
trimester pertama, trimester kedua dan pada kehamilan trimester ke tiga,
itupun jika kehamilan normal. Namun ada baiknya pemeriksaan kehamilan
dilakukan sebulan sekali hingga usia 6 bulan, sebulan dua kali pada usia 7 -
8 bulan dan seminggu sekali ketika usia kandungan menginjak 9 bulan.
Kenapa pemeriksaan kehamilan begitu penting yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil? karena dalam pemeriksaan tersebut dilakukan monitoring secara menyeluruh baik mengenai kondisi ibu maupun janin yang sedang dikandungnya. Dengan pemeriksaan kehamilan kita dapat mengetahui perkembangan kehamilan, tingkat kesehatan kandungan, kondisi janin, dan bahkan penyakit atau kelainan pada kandungan yang diharapkan dapat dilakukan penanganan secara dini. Berikut diterangkan mengenai hal apa saja yang dilakukan dalam pemeriksaan kehamilan, sebagai bahan pengetahuan bagi para ibu hamil agar menuju kehamilan yang sehat dan keluarga yang berkualitas.
Pemeriksaan
Berat Badan
Pemeriksaan berat badan dilakukan
setiap kali ibu hamil memeriksakan kandungannya, hal ini dilakukan untuk
mengetahui pertambahan berat badan, serta apakah pertambahan berat badan yang
dialami termasuk normal atau tidak. Pertambahan berat badan yang normal akan
sangat baik bagi kondisi ibu maupun janin. Sebaliknya, jika pertambahan berat
yang dialami tidak normal, akan menimbulkan resiko pada ibu dan janin.
Bagi ibu hami yang mengalami pertambahan berat badan yang tidak normal,
dokter atau bidan akan memberikan saran yang sebaiknya dilakukan agar ibu
hamil memperoleh pertambahan berat badan yang normal.
Pemeriksaan
Tinggi Badan
Pemeriksaan tinggi badan juga
dilakukan saat pertama kali ibu melakukan pemeriksaan. Mengetahui tinggi
badan sangat penting untuk mengetahui ukuran panggul si ibu. Mengetahui
ukuran panggul ibu hamil sangat penting untuk mengetahui apakah persalinan
dapat dilakukan secara normal atau tidak. Karena jika diketahui bahwa tinggi
badan ibu dianggap terlalu pendek, dikhawatirkan memiliki panggul yang sempit dan juga dikhawatirkan proses persalinan tidak dapat
dilakukan secara normal, dan hal ini harus dilakukan secara caesar. Dengan
diketahuinya hal ini secara dini, maka ibu hamil diaharapkan segera
menyiapkan diri baik dari segi materi dan mental untuk menghadapi persalinan
dengan caesar.
Pemeriksaan
Urin
Pemeriksaan urin dilakukan untuk
memastikan kehamilan. Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan untuk mengetahui
fungsi ginjal ibu hamil, ada tidaknya protein dalam urin, dan juga mengetahui
kadar gula dalam darah. Adanya protein dalam urin mengarah pada pre-eklampsia.
Sedangkan kadar gula darah dapat menunjukkan apakah ibu hamil mengalami
diabetes melitus atau tidak.
Pemeriksaa
Detak Jantung
Pemeriksaan ini penting untuk
mengetahui apakah janin dalam berada dalam kondisi sehat dan baik.
Permeriksaan detak jantung ini biasanya menggunakan Teknik Doopler sehingga
ibu hamil dapat mendengarkan detak janin
yang dikandungnya.
Pemeriksaan
Dalam
Dilakukan untuk mengtahui ada
tidaknya kehamilan, memeriksa apakah terdapat tumor, memeriksa kondisi
abnormal di dalam rongga panggul, mendiagnosis adanya bisul atau erosi pada
mulut rahim, melakukan pengambilan lendir mulut rahim (papsmear),
mengetahui ada tidaknya penyakit kehamilan, mengetahui letak janin, dan untuk
mengetahui ukuran rongga panggul sebagai jalan lahir bayi. Biasanya
pemeriksaan ini dilakukan di awal kehamilan.
Pemeriksaan
Perut
Dilakukan untuk melihat posisi
atas rahim, mengukur pertumbuhan janin, dan mengetahui posisi janin.
Pemeriksaan ini harus dilakukan secara rutin setiap kali dilakukan
pemeriksaan dengan dokter kandungan atau bidan.
Pemeriksaan
Kaki
Dilakukan untuk mengetahui adanya
pembengkakan (oedema) dan kemungkinan varises. Pembengkakan yang terjadi di
minggu-minggu akhir kehamilan adalah normal, namun pembengkakan yang
berlebihan menandakan pre-eklampsia,
Pemeriksaan
Darah
Pemeriksaan darah bertujuan untuk
mengetahui kesehatan umum ibu hamil. Pemeriksaan darah juga dapat dilakukan
dengan pemeriksaan AFP (alpha fetoprotein). Pemeriksaan ini bertujuan untuk
mengetahui kemungkinan gangguan saluran saraf tulang belakang dan untuk
mendeteksi otak janin. Kadar AFP yang rendah menunjukkan adanya kemungkinan
down sindorm pada janin. Biasanya pemeriksaan AFP dilakukan pada usia
kehamilan sekitar 15-20 minggu.
Uji
TORCH (Toksoplasma Rubella Cytomegalovirus Herpesimpleks)
Dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya infeksi parasit seperti TORCH di dalam tubuh ibu hamil. Infeksi
TORCH biasanya menyebabkan bayi terlahir dengan kondisi cacat atau mengalami
kematian. Pemeriksaan TORCH dilakukan dengan menganalisis kadar imunogloblin
G (IgG) dan imunoglobin M (IgM) dalam serum darah ibu hamil. Kedua zat ini
termasuk ke dalam sistem kekebalan tubuh. Jika ada zat asing atau kuman yang
menginfeksi tubuh, maka tubuh akan memproduksi IgG dan IgM untuk melindungi
tubuh. Banyak sedikitnya IgG dan IgM dalam serum darah mengindikasikan ada
tidaknya infeksi serta besar kecilnya infeksi. Jika hasil IgG negatif,
berarti infeksi terjadi pada masa lalu dan kini sudah tidak aktif lagi. Jika
hasil IgM positif, berarti infeksi masih berlangsung aktif dan ibu hamil
memerlukan pengobatan agar janin dalam kandungan yang terinfeksi dapat segera
ditangani sehingga infeksi tidak semakin buruk.
Bahagia menjalani kehamilan sehat |
Minggu, 27 November 2011
Vaksin TT
VAKSIN TT (Tetanus toksoid)
Imunisasi TT (tetanus toksoid) bertujuan terutama melindungi bayi baru lahir dari kemungkinan terkena kejang akibat infeksi pada tali pusat (tetanus neonatorum). Imunisasi ini harus diberikan melalui ibunya, karena janin belum dapat membentuk kekebalan sendiri. Di Indonesia pemberian imunisasi TT dianjurkan dimulai pada pasangan yang hendak menikah atau ibu hamil. Sayang, ada informasi salah mengenai imunisasi ini; ada yang mengatakan sebagai upaya untuk mencegah kehamilan atau dapat menyebabkan kemandulan. Pada tabel di bawah ini dapat dilihat waktu pemberian imunisasi TT pada wanita hamil dan manfaat perlindungannya.
Antigen Selang waktu minimal Lama Perlindungan Persentase Perlindungan
TT-1 Saat pertama kali periksa kehamilan Tak ada Tak ada
TT-2 4 minggu setelah TT-1 3 tahun 80
TT-3 6 bulan setelah TT-2 5 tahun 95
TT-4 1 tahun setelah TT-3 10 tahun 99
TT-5 1 tahun setelah TT-4 25 tahun/seumur hidup 99
Bila wanita usia subur melakukan imunisasi TT-1 dan TT-2, jika dalam waktu tiga tahun ia melahirkan, bayi yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum. Sedangkan bila ia melakukan imunisasi sampai dengan TT-5, ia akan memberi perlindungan selama 25 tahun atau seumur hidup. Imunisasi TT dapat dilakukan di tempat-tempat pelayanan kesehatan pemerintah, praktek bidan atau RS swasta.
1. Mengapa vaksin TT harus diberikan pada wanita yang akan menikah ?Sebenarnya target pemberian imunisasi TT ini adalah bukan wanita yang akan menikah saja, tapi adalah wanita usia subur. Tujuan pemberian imunisasi TT pada wanita usia subur adalah untuk meng-eliminasi penyakit tetanus pada bayi baru lahir (tetanus neonatorum). Pemberian imunisasi TT ini dalam beberapa jenjang yang dapat dicapai seperti murid perempuan kelas 6 SD, saat akan menikah, dan pada saat hamil.
2. Apakah vaksin TT juga diberikan kepada laki-laki dewasa ?
Vaksin TT juga dapat diberikan pada laki-laki dewasa. Karena hal ini dapat melindunginya dari bahaya penyakit tetanus. Di Indonesia pemberian imunisasi TT pada laki-laki dewasa tidak termasuk dalam program imunisasi yang wajib, tetapi biasanya diberikan bila seseorang menderita luka yang cukup dalam dan berisiko menimbulkan tetanus.
3. Adakah batas maksimal imunisasi TT, mengingat seseorang mungkin saja terjaring pada saat kelas 6 SD, akan menikah dan ketika saat hamil ?Pemberian imunisasi dasar DTP 3 kali dapat dikonversikan mendapat TT 2 kali. Bila ditambah dengan 1 kali booster akan memberikan proteksi minimal 5 tahun. Bila ditambah dengan dosis ke-4, diharapkan akan memberikan proteksi selama 10 tahun. Dan bila kemudian diberikan TT dosis ke-5 diharapkan dapat memberikan proteksi seumur hidup (20 tahun lagi). Jadi bukan batas maksimal, melainkan pemberian imunisasi TT 5 kali sudah cukup memberikan proteksi yang lama.
Imunisasi TT (tetanus toksoid) bertujuan terutama melindungi bayi baru lahir dari kemungkinan terkena kejang akibat infeksi pada tali pusat (tetanus neonatorum). Imunisasi ini harus diberikan melalui ibunya, karena janin belum dapat membentuk kekebalan sendiri. Di Indonesia pemberian imunisasi TT dianjurkan dimulai pada pasangan yang hendak menikah atau ibu hamil. Sayang, ada informasi salah mengenai imunisasi ini; ada yang mengatakan sebagai upaya untuk mencegah kehamilan atau dapat menyebabkan kemandulan. Pada tabel di bawah ini dapat dilihat waktu pemberian imunisasi TT pada wanita hamil dan manfaat perlindungannya.
Antigen Selang waktu minimal Lama Perlindungan Persentase Perlindungan
TT-1 Saat pertama kali periksa kehamilan Tak ada Tak ada
TT-2 4 minggu setelah TT-1 3 tahun 80
TT-3 6 bulan setelah TT-2 5 tahun 95
TT-4 1 tahun setelah TT-3 10 tahun 99
TT-5 1 tahun setelah TT-4 25 tahun/seumur hidup 99
Bila wanita usia subur melakukan imunisasi TT-1 dan TT-2, jika dalam waktu tiga tahun ia melahirkan, bayi yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum. Sedangkan bila ia melakukan imunisasi sampai dengan TT-5, ia akan memberi perlindungan selama 25 tahun atau seumur hidup. Imunisasi TT dapat dilakukan di tempat-tempat pelayanan kesehatan pemerintah, praktek bidan atau RS swasta.
1. Mengapa vaksin TT harus diberikan pada wanita yang akan menikah ?Sebenarnya target pemberian imunisasi TT ini adalah bukan wanita yang akan menikah saja, tapi adalah wanita usia subur. Tujuan pemberian imunisasi TT pada wanita usia subur adalah untuk meng-eliminasi penyakit tetanus pada bayi baru lahir (tetanus neonatorum). Pemberian imunisasi TT ini dalam beberapa jenjang yang dapat dicapai seperti murid perempuan kelas 6 SD, saat akan menikah, dan pada saat hamil.
2. Apakah vaksin TT juga diberikan kepada laki-laki dewasa ?
Vaksin TT juga dapat diberikan pada laki-laki dewasa. Karena hal ini dapat melindunginya dari bahaya penyakit tetanus. Di Indonesia pemberian imunisasi TT pada laki-laki dewasa tidak termasuk dalam program imunisasi yang wajib, tetapi biasanya diberikan bila seseorang menderita luka yang cukup dalam dan berisiko menimbulkan tetanus.
3. Adakah batas maksimal imunisasi TT, mengingat seseorang mungkin saja terjaring pada saat kelas 6 SD, akan menikah dan ketika saat hamil ?Pemberian imunisasi dasar DTP 3 kali dapat dikonversikan mendapat TT 2 kali. Bila ditambah dengan 1 kali booster akan memberikan proteksi minimal 5 tahun. Bila ditambah dengan dosis ke-4, diharapkan akan memberikan proteksi selama 10 tahun. Dan bila kemudian diberikan TT dosis ke-5 diharapkan dapat memberikan proteksi seumur hidup (20 tahun lagi). Jadi bukan batas maksimal, melainkan pemberian imunisasi TT 5 kali sudah cukup memberikan proteksi yang lama.
KB pil
BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini penduduk Indonesia Kurang lebih 228 juta jiwa.
Dengan pertumbuhan penduduk 1, 64% dan Total Fertility Rate 2,6 dari segi
kuantitas penduduk Indonesia cukup besartetapi dari segi kuantitasmelalui
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kondisi Indonesia sangat memperhatinkan karena
dari 117 negara, Indonesia di posisi 108. Tingginya laju pertumbuhan yang tidak
diiringi peningkatan kualitas penduduk ini terus dilakukan upaya penanganan
yaitu dengan program keluarga berencana.
Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,
pengaturan kelahiran, pembinana ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, sejahtera (Wiyono, 1997).
Berbagai macam alat kontrasepsi yang disuguhkan kepada para
akseptor KB antara lain suntikan, alamiah, AKDR, implant, kontrasepsi mantap
(MOP dan MOW) dan pil KB.
Dari
semua jenis kontrasepsi di atas kontrasepsi pil KB merupakan jenis kontrasepsi
hormonal yang paling sederhana dan menjadi alternif pilihan masyarakat pada
umumnya.
Disisi lain kontrasepsi pil KB memiliki berbagai jenis dan
sasaran yang berbeda sehingga perlu diberikan penjelasan yang lebih rinci
mengenai pil KB tersebut agar masyarakat bisa menggunakan kontreasepsi yang
sesuai dengan kebutuhan dan tepat sehingga program pemerintah untuk mewujudkan
keluarga.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kontrasepsi
hormonal pil
2. Tujuan atau manfaat dari kontrasepsi
pil
3. Jenis- jenis kontrasepsi pil
4. Pengelolaan asuhan kebidanan pada
akseptor KB pil.
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian
kontrasepsi horminal pil
2. Bisa menyebutkan dan menjelaskan
manfaat dari KB pil
3. Dapat menjelaskan jenis- jenis KB
pil
4. Dapat mengelola dan memberikan
asuhan kebidanan pada akseptor KB pil.
BAB II
PEMBAHASAN
KONTRASEPSI
HORMONAL PIL
A.
Pengertian
Kontrasepsi pil adalah kontrasepsi oral untuk wanita yang berbentuk tablet,
mengandung hormon estrogen dan progestrone yang digunakan untuk mencegah hamil.
Pil kontrasepsi adalah hormon steroid
yang dipakai untuk keperluan kontrasepsi dalam bentuk pil (dr. Hanafi
Hartanto).
Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh
menggunakan pil kombinasi, seperti :
1. Usia
reproduksi
2. Telah
memiliki anak atau belum memiliki anak
3. Gemuk
/ kurus
4. Menginginkan
metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi.
5. Setelah
melahirkan dan tidak menyusui
6. Setelah
melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan asi eksklusif sedangkan semua cara
kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut.
7. Pasca
keguguran
8. Anemia
karena haid berlebihan
9. Nyeri
haid hebat
10. Siklus
haid tidak teratur
11. Riwayat
kehamilan ektopik
12. Kelainan
payudara jinak
13. Kencing
manis tanpa kelainan pada ginjal, pembulu darah, mata dan syaraf
14. Penyakit
tyroid, penyakit radang panggul, endrometriosis / tumor ovarium jinak
15. Menderita
TBC
16. Varises
vena
Dan yang tidak boleh menggunakan KB pil
adalah :
1. Hamil
atau di curigai hamil
2. Menyusui
eksklusif
3. Perdarahan
pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
4. Penyakit
hati akut ( hepatitis )
5. Perokok
dengan usia > 35 tahun
6. Riwayat
penyakit jantung, stoke/TD > 180/110 mmhg
7. Riwayat
gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20 tahun
8. Kanker
payudara atau dieurisai kanker payudara
9. Migrain
dan gejala neurologik fokal (epilepsi / riwayat epilepsi)
10. Tidak
dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari
Waktu yang tepat untuk mengkonsumsi atau
menggunakan KB Pil adalah :
1. Setiap
saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil.
2. Hari
pertama sampai ke tujuh siklus haid.
3. Boleh
menggunakan pada hari ke 8 tetapi perlu menggunakan metode kontrsepsi yang lain
(kondom) mulai hari ke 8 sampai ke 14 atau tidak melakukan hubungan seksual
sampai anda menghabiskan paket pil tersebut.
4. Setelah
melahirkan.
5. Setelah
6 bulan pemberian asi eksklusif.
6. Setelah
3 bulan dan tidak menyusui.
7. Pasca
keguguran.
8. Bila
berhenti menggunakan kontrsepsi injeksi dan ingin menggantikan dengan pil
kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid.
B.
Tujuan
dan Manfaat
1). Mudah menggunakannya
2) Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari pasangan usia subur muda.
3). Mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi
4). Dapat mencegah defesiensi zat besi (Fe)
5). Mengurangi resiko kanker ovarium.
6) Tidak mempengaruhi produksi ASI pada saat pemakaian pil yang mengandung estrogen.
2) Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari pasangan usia subur muda.
3). Mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi
4). Dapat mencegah defesiensi zat besi (Fe)
5). Mengurangi resiko kanker ovarium.
6) Tidak mempengaruhi produksi ASI pada saat pemakaian pil yang mengandung estrogen.
Memiliki efektifitas yang tinggi (
hampir menyerupai efektifitas tubektomi ), bila digunakan setiap hari (1
kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan)
7) Resiko terhadap kesehatan sangat
kecil
8) Tidak mengganggu hubungan seksual
9) Siklus haid menjadi teratur,
banyaknya darah haid berkurang, tidak terjadi nyeri haid
10) Dapat digunakan
jangka panjang selama perempuan masih menggunakannya untuk mencegah kehamilan.
11) Dapat digunakan sejak usia remaja
hingga menopause.
12) Mudah dihentikan setiap saat
13) Kesuburan segera kembali setelah
dihentikan
14) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi
darurat .
15) Membantu mencegah
kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium, kista ovarium, radang
penyakit panggul, kelainan jinak pada payudara
C.
Jenis-Jenis
KB Pil
Kontrasepsi
oral terdiri atas empat macam yaitu :
1. Pil kombinasi
Terdiri dari 21-22 pil KB / kontrasepsi oral dan setiap
pilnya berisi derivat estrogen dan progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu
siklus. Pil KB / kontrasepsi oral pertama mulai diminum pada hari pertama
perdarahan haid, selanjutnya setiap pil hari 1 pil selama 21-22 hari.Umumnya
setelah 2-3 hari sesudah pil kb / kontrasepsi oral terakhir diminum, akan timbul
perdarahan haid, yang sebenarnya merupakan perdarahan putus obat.Penggunaan
pada siklus selanjutnya, sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil pertama
ditelan pada hari pertama perdarahan haid. Jenis- jenis pil KB kombinasi :
a. Monofasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama dengan 7
tablet tanpa hormon aktif.
b. Bifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21
tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan 2 dosis yang berbeda
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif
c. Trifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21
tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan 3 dosis yang
berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif
2. Pil mini
Merupakan pil hormon yang hanya mengandung progestrone dalam
dosis mini ( kurang dari 0,5 mg) yang harus diminum setiap hari termasuk pada
saat haid. Hanya berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis
kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe
kombinasi. Jenis Mini Pil terbagi
dalam dua jenis yaitu:
a. Mini pil dalam kemasan dengan isi 28
pil.
Mini
pil dalam kemasan dengan isi 28 pil mengandung 75 mikro gram desogestrel.
Sedangkan,
b. Mini pil dalam kemasan dengan isi 35
pil
mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil
mengandung 300 mikro gram levonogestrel atau 350 mikro gram noretindron.
Contoh
mini pil antara lain:
1. Micrinor, NOR-QD, noriday, norod
mengandung 0,35 mg noretindron.
2. Microval, noregeston, microlut
mengandunng 0,03 mg levonogestrol.
3. Ourette, noegest mengandung 0,5 mg
norgeestrel.
4. Exluton mengandung 0,5 mg
linestrenol.
5. Femulen mengandung 0,5 mg etinodial
diassetat.
Cara Kerja
Cara kerja dari kontrasepsi pil progestin atau mini pil dalam mencegah kehamilan antara lain dengan cara:
Cara kerja dari kontrasepsi pil progestin atau mini pil dalam mencegah kehamilan antara lain dengan cara:
a. Menghambat ovulasi.
b. Mencegah implantasi.
c. Mengentalkan lendir serviks sehingga
menghambat penetrasi sperma.
d. Mengubah motilitas tuba sehingga
transportasi sperma menjadi terganggu.
Efektifitas
Pil progestin atau mini pil sangat efektif (98,5 persen). Penggunaan yang benar dan konsisten sangat mempengaruhi tingkat efektifitasnya. Efektifitas penggunaan mini pil akan berkurang pada saat mengkonsumsi obat anti konvulsan (fenitoin), carbenzemide, barbiturat, dan obat anti tuberkulosis (rifampisin).
Pil progestin atau mini pil sangat efektif (98,5 persen). Penggunaan yang benar dan konsisten sangat mempengaruhi tingkat efektifitasnya. Efektifitas penggunaan mini pil akan berkurang pada saat mengkonsumsi obat anti konvulsan (fenitoin), carbenzemide, barbiturat, dan obat anti tuberkulosis (rifampisin).
3. Morning after pil
Merupakan pil hormon yang mengandung estrogen dosis tinggi
yang hanya diberikan untuk keadan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan
kondom bocor. Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam
waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.Pil Kondar
tidak bermanfaat bila diminum setelah terlambat haidPil Kondar tidak dapat
mennggugurkan kehamilanJika setelah minum pil Kondar ternyata anda hamil. Maka
kehamilan akan tetap normal.
Cara
pemakaian pil Kondar :
- Pil Kondar (nama dagang Postinor-2), terdiri dari 2 buah pil
- Minum 1 pil pertama sesegera mungkin dalam waktu paling lambat 3 (tiga) hari setelah berhubungan seks tanpa kontrasepsi. Pil kedua diminum 12 jam setelah minum pil pertama
- Jika muntah dalam waktu 2 jam setelah minum pil pertama, segera minum pil yang kedua
- Pil Kondar (nama dagang Postinor-2), terdiri dari 2 buah pil
- Minum 1 pil pertama sesegera mungkin dalam waktu paling lambat 3 (tiga) hari setelah berhubungan seks tanpa kontrasepsi. Pil kedua diminum 12 jam setelah minum pil pertama
- Jika muntah dalam waktu 2 jam setelah minum pil pertama, segera minum pil yang kedua
D.
Asuhan
Kebidanan Pada Akseptor KB Pil
a. Contoh
Kasus
Ny D 22 tahun dating ke
BPS Bidan R,april 2011,ibu mengatakan baru menikah 2 bulan yang lalu,dan ibu
dan suami belum merencanakan kehamilannya,ibu ingin ber-KB terlebih dahulu,,ibu
merasa perlu datang ke Bidan karenaa belum tahu begitu banyak tentang alat
kontrasepsi yang biasa dipaakai oleh wanita pada umunya,namun ibu juga
mengatakn tidak mau sampai ada kenaikan berat badan secara berlebihan yang pada
umymnya ibu-ibu alami setelah menggunakan KB serta ibu mengutarakan tidak ingin
menggunakan KB yang bisa menyebabkan rasa sakit pada saat penggunaannya.ibu
mengatakan biasa haid antara tanggal 4-7 diawal bulannyaa dal biasanyaa berlaangsung
selama ± 6 hari,tanpa keluhan,terakhir menstruasi 13 april yang lalu.
b. Contoh
asuhan yang diberikan
Saat ibu datang dengan
kondisi kasus diatas kita awali dengan menggali lebih dalam tentang apa kemauan
ibu dan suami serta rencana kehamilannya untuk waktu mendatang, kemudian
menyampaikan beberapa metode KB,dengan jelas kepada ibu serta mennyampaikan
kelebihan dan kekurangannya dari masing-masing metode KB tersebut,setelah
dirasa cukup dan ibu mengeerti bidan kemudian bisa membantu ibu dalam pengambilan
keputusan berdasarkan pertimbangan baik buruknya bagi ibu.tanpa
mengenyampingkan pertimbangan dan keputusan dari pasangannya (suami). Namun
yang tidak kalah pentingnya lagi, sebelum itu perlu diadakan pemeriksaan
terlebih dahulu apakah ibu sedang hamil atau tidak (kehamilan yang tidak
diketahui oleh ibu),karena dikhawtirkan terjadinya hal demikian yang dapat
merugikan pada ibu,janin dan juga bidan sebagai tenaga professional yang tidak
cemat dalam memberikan asuhan pelayanannya pada klien. Berdasarkan hasil
anamnesa pada ibu serta setelah dilakukannya pemberian informasi tentang
metode- metode KB secara jelas baik dan buruknya, serta atas saran dan
persetujuan suami akhirnya ibu memutuskan untuk menggunakan alat kontrasepsi
berupa Pil.
Langganan:
Postingan (Atom)